Kamis, 25 April 2013

WISUDA TANGGAL 20 APRIL 2013

SO SWETTTT

MIMING BERGAYA

WISUDAWAN JUARA

ACTION BROW

YUDISIUM P2WL TGL 13 APRIL 2013

my fam.....
YUDISIUM P2WL UNIV.MAHASARASWATI TGL 13 APRIL 2013 AT HOTEL NIKKI
ogek n miming

dimas n miming

bosssss

para dosen dan TU serta yudisiawan



nyanyi habis yudisium 13 april 2013

dapat juara 1. itu aq

sambutan kesan dan pesan

para yudisiawan ngerumpi

Selasa, 09 April 2013

cerita rakyat malin kundang



MALIN KUNDANG

        Once upon time, there lived a family of fishermen in the coastal area of ​​Sumatra. The family consists of father, mother and a son named Malin Kundang. Because the family's financial situation is alarming, the father decided to make a living in the country by wading across the wide ocean. So Malin and his mother lived in their huts. A week, two weeks, a month, two months even a year over the length, Malin's father also did not return to his hometown. So that his mother had to replace Malin's father to make a living.
        After growing up, Malin Kundang feel sorry for her mother who worked hard for a living to raise themselves. He thought to make a living in the country side in hopes of later on when returning home, she was already a wealthy man. Malin interested in the invitation of a merchant ship captain who was once poor now become a wealthy man. Malin Kundang expressed intention to her mother.
       His mother was originally less agrees with the intent Malin Kundang, but due to hold urgent Malin, Malin Kundang mother finally agreed though with a heavy heart. After preparing the supplies and equipment to taste, Malin head over to the dock with escorted by her mother. "My son, if you have succeeded and become affluent, do not you forget about your mother and this village, son," said Ms. Malin Kundang while in tears. Malin ridden ships that increasingly distant, accompanied by Ms. Malin Kundang wave. During their stay in the boat, Malin Kundang lot to learn about seamanship on the crew that have been experienced. Along the way, suddenly climbed Malin Kundang ships were attacked by pirates. All the commodities traders who were on the ship seized by pirates. Even most of the crew and people on the ship were killed by the pirates.
        Malin Kundang very lucky he was not killed by the pirates, because when it happened, Malin immediately hid in a small space enclosed by the timber. Malin Kundang adrift amid the sea, until finally the ship was stranded on a beach. With the remaining power available, Malin Kundang walked to the nearest village from the coast. Arriving in the village, Malin Kundang helped by people in the village after previously telling what happened to him. Malin village where stranding is a very fertile village. With tenacity and perseverance in work, Malin gradually managed to become a wealthy man. It has a lot of merchant ships with men of more than 100 people.
        After becoming rich, Malin Kundang marry a girl to be his wife. News Malin Kundang who have become wealthy and married to the mother also Malin Kundang. Mother Malin Kundang feel grateful and very happy his son had succeeded.

Since then, the mother of Malin Kundang every day go to the dock, waiting for her son might return to his hometown. After a long marriage, Malin and his wife set sail with a large and beautiful ship with crew and a lot of bodyguards.
       Malin Kundang mothers who stayed with his son every day, saw a very beautiful ship, into the harbor. He saw two people standing on the deck. He believes that standing was his son and his wife Malin Kundang. Malin Kundang came down from the ship. He was greeted by his mother. Once close enough, his mother saw right arm dozen injured people, the more convinced his mother that he was approached Malin Kundang. "Malin Kundang, my son, why did you go so long without sending any news?", She said, hugging Malin Kundang. But what happens then? Malin Kundang immediately release her mother's arms and pushed it down. "Women do not know myself, as my mother's only air admitted," said Malin Kundang to her mother. Malin Kundang pretended not to recognize her mother, embarrassed by her mother who is old and wearing tattered clothes. "She's your mother?", Malin Kundang wife asking. "No, he was just a beggar who pretended to be claimed as the mother in order to get my property," Malin said to his wife.
       Hearing statement and treated unjustly by his son, Malin Kundang mother very angry. He is not expected her to be a rebellious child. Because of mounting anger, Malin's mother tipped his hand saying "Oh God, if he my son, I curse he became a rock". Not long after the winds roared loud and violent storm destroys the ship came Malin Kundang. After that Malin Kundang body slowly becomes stiff and eventually finally shaped into a rock.



Nama               : I Kadek Dimas Artakusuma
No.Absen        : 14
Kelas               : IX C
Sekolah           : SMPN 10 Denpasar.

pidato kesan dan pesan wisudawan univ mahasaraswati



                  Kesan dan Pesan Wisudawan
Dalam Acara Yudisium ke- 5 Program Magister Pascasarjana P2WL Universitas Mahasaraswati.
Hari/tanggal: Sabtu,13 April 2013

Om Swastyastu
-Yang terhormat, Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar.
-Yang saya hormati Ketua Badan Pengurus Yayasan  PR. Saraswati Pusat.
-Yang saya hormati, Direktur Program Magister Pascasarjana Perencanan Pembangunan Wilayah dan pengelolaan Lingkungan Univ. Mahasaraswati Denpasar.
-Yang saya hormati, Para Guru Besar, Dosen serta pegawai di lingkungan Program Magister Pascasarjana P2WL Univ. Mahasrasawati Denpasar,
-Yang saya hormati , Bapak / Ibu para Undangan sekalian,
-Rekan-rekan Wisudawan dan Wisudawati beserta keluarga yang saya hormati dan saya banggakan .
      Sebagai umat yang beragama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ida Sanghyang Widhi Wasa,Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya kita semua dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat dan penuh rasa kebanggaan dalam rangka Yudisium calon wisudawan Program Magister Pascasarjana P2WL Univ. Mahasaraswati Denpasar.
      Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya selaku perwakilan calon wisudawan untuk berdiri di hadapan bapak ibu  sekalian, untuk menyampaikan kesan dan pesan kami selama menimba ilmu dan menempuh pendidikan di lembaga tercinta ini.
      Satu setengah tahun telah kami lewati bersama-sama di lembaga ini, menerima bimbingan, tempaan yang menguras konsentrasi, serta tenaga mengikuti perkuliahan, membuat tugas serta mempresentasikannya untuk  sebuah cita-cita.
      Sudah barang tentu begitu banyak kenangan, suka, duka, dan pahit manis perjalanan yang telah kami lalui.
      Adapun kesan selama kami menempuh pendidikan di Program Magister Pascasarjana P2WL Univ. Mahasaraswati  Denpasar ialah :
-            Secara umum, kami merasa sangat bangga pernah menjadi dan niscaya akan terus menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Mahasaraswati  Denpasar, karena lembaga ini telah memberikan kami banyak pengalaman berharga yang tentunya sangat berguna bagi pengembangan diri ke depan.
-             Proses pendidikan yang berlangsung di lembaga ini, baik antara mahasiswa dengan dosen ataupun dengan staf tata usaha cukup komunikatif dan interaktif yang  telah mampu mengantarkan  mahasiswa menjadi individu yang cerdas secara intelegensia, dan mampu menghasilkan mahasiswa yang mampu bersaing dengan universitas lain dan mampu juga bersaing di tempat kerja.
Bapak ibu hadirin yang berbahagia.
       Untuk perkembangan lembaga ke depannya, dengan segala kerendahan hati dan didasari semangat membangun, ijinkanlah kami menyampaikan beberapa pesan dari sudut pandang kemahasiswaan demi perbaikan secara keseluruhan. Adapun pesan yang ingin kami sampaikan ialah :
1.      Di bidang pendidikan, kurikulum yang selama ini dijalankan telah dirasa cukup baik, namun kedepannya perlu dikembangkan lagi sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas lulusannya dan mampu bersaing di dunia kerja.
2.      Di bidang kemahasiswaan. Agar di tahun ajaran berikutnya, Program Studi P2Wl univ. Mahasaraswati Denpasar lebih proaktif lagi mengikutsertakan mahasiswanya dalam event/lomba sebagai tolok ukur kualitas diri kita .
3.      Dalam pemberian nilai kepada mahasiswa agar tetap mengedepankan obyektifitas bukan subyektifitas.
4.      Agar Program Magister Pascasarjana P2WL Univ. Mahasaraswati  Denpasar selalu berpegang teguh pada visi dan misinya, serta mampu menjaga wibawa, martabat dan citra lembaga di mata masyarakat luas.
Sedangkan pesan saya kepada rekan-rekan wisudawan-wisudawati yang saya banggakan, yaitu :
1.   Jangan pernah merasa cepat puas diri setelah menamatkan pendidikan disini. Ini bukan akhir, tapi ini adalah  lembaran awal dengan menyandang sarjana magister, banyak lembaran lembaran baru yang perlu diisi selanjutnya dengan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
2.   Dengan bertambahnya embel-embel M.Si dibelakang nama kita, mudah-mudahan juga meningkatkan kualitas dan nilai tawar kita untuk memperoleh jabatan bagi temen –temen yang sudah bekerja baik di pemerintahan maupun di swasta.
     Bapak Ibu serta hadirin yang berbahagia.
     Dalam kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada para dosen, karena telah  membimbing kami agar menjadi insan cerdas dan  berdaya saing tinggi.
Kami bisa berada disini pada hari ini tentu merupakan buah dari hasil didikan bapak ibu  dosen sekalian.
      Kami pun menyadari bahwa selama menempuh pendidikan di lembaga ini tentunya banyak  kesalahan yang telah kami lakukan dalam bertindak, berkata dan bersikap baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu kami memandang inilah momen terbaik kami untuk memohon maaf kepada segenap pihak, terutama kepada para dosen pengajar sehingga selepasnya kami dari lembaga ini tidak ada lagi ganjalan di hati sebagai penghambat tali silaturahmi kita


       Bapak Ibu, undangan serta hadirin yang berbahagia.
      Demikianlah secara singkat kesan dan pesan yang kami rasakan selama berada di lembaga ini. Sekali lagi kami mohon maaf jika dalam penyampaiannya terdapat beberapa hal yang kurang berkenan. Semoga apa yang kami sampaikan dapat digunakan sebagai cermin dalam berbenah dan menata diri bagi lembaga ini untuk menuju perubahan yang lebih baik.

Sekian dan terima kasih.
Om Santih Santih Santih Om