waktu nonton F1 di Batam.........14 September 2012
Minggu, 16 September 2012
Rabu, 05 September 2012
pencemaran tanah
PAPER PENCEMARAN LINGKUNGAN
DAMPAK PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK AN ORGANIK TERHADAP KESEHATAN
DAN EKOSISTEM
Disusun oleh :
NAMA : I Nyoman Artayasa
NPM 118103351010166
PROGRAM STUDI : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan
Lingkungan
Konsentrasi : Pengelolaan Lingkungan
Dosen : Dr.Ir.Deden Ismail,M Si
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayat-Nya, sehingga dengan semangat yang adapenulis dapat
menyelesaikan paper ini dengan judul “DAMPAK PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK TERHADAP KESEHATAN DAN
EKOSISTEM”
Penulis menyadari, bahwa dukungan
dan dorongan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian paper ini.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih
yang dalam kepada :
1. Ibu Tjok Istri Sri
Ramaswati,SH.MM. sebagai Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Bapak Dr.Ir.Deden Ismail,M
Si,, selaku dosen pengajar Mata Kuliah Ekonomi Lingkungan.
Semoga bantuan
dan dorongan semua fihak senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Ida
Sang Hyang Widhi Wasa. Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat
bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan khususnya dalam pengelolaan
sampah. Dan penulis mohon maaf bahwa penulisan paper ini masih banyak
kekurangannya, Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat di harapkan
demi perbaikan dan penyempurnaan paper ini.
Denpasar,
6 Juni 2012.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR
JUDUL…………………………………………………………........
KATA
PENGANTAR
.................................................................................
......
DAFTAR
ISI...........................................................................
………....... .........
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………… . ……
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………..
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pupuk……..
.. …………………………………………….
B. Sejarah Pupuk Di
Indonesia……………………………... ………
C. Pemakaian Pupuk
Kimia……………………………………………
D. Pencemaran
Tanah………………………………………………….
E. Penyebab Pencemaran
Tanah………………………………………..
F. Tanah Tercemar dan
Tidak Tercemar……………………………….
BAB
III METODOLOGI
A. Obyek Penelitian…..........................................................................
B. Dasar Pemilihan Obyek....................................................................
C. Teknik Pengumpulan
Data .............................................. ..............
E. Analisis Data
................................................ ..............................
...
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Dari Pencemaran
Tanah……………………………..
B.
Efisiensi
Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik……….
C. Manfaat Pupuk Organik ………………………………………..
D.
Dampak yang Ditimbulkan akibat Pencemaran
Tanah………….
E.
Penanganan yang Harus dilakukan……………………………...
BAB
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
.......................................................................................
B.
Saran................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
|
i
ii
iii
1
2
3
3
4
5
6
8
9
10
12
12
12
12
13
13
15
17
18
20
20
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita semua tahu Indonesia adalah negara
yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut,
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang
umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi
yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun
seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak
yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan
pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai
dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan
pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya.
Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan
masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan
kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan
berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Sedangkan
kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta
kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau
hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang
dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang
besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah
dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola
pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya
rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan
pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
limbah industri ataupun pupuk sintetis yang
mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia
berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta
berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan fakta
tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran
tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.
B.
Rumusan Masalah.
Sebagian besar pertanian di
Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis akibat pencemaran dari pemakaian
pupuk an organic / kimia dan pestisida yang terlampau banyak secara terus
menerus sehingga membuat unsure hara tanah semakin menurun.
C. Tujuan Penelitian
Maksud
dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1.
Penulis
menginginkan para pembaca mengerti mengenai masalah lahan pertanian di
Indonesia yang semakin kritis karena tingginya pemakaian pupuk kimia.
2.
Penulis
menginginkan para pembaca mengetahui dampak pencemaran tanah yang disebabkan
oleh pupuk kimia secara rinci.
3.
Dan
juga supaya para pembaca mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk
mengatasi pencemaran tanah, khususnya lahan pertanian karena penggunaan pupuk
tersebut.
C.
Manfaat Penelitian
1.
Secara Akademis dapat
digunakan sebagai bahan masukan/ referensi bagi pemerintah untuk membuat
strategi untuk mennagnggulangi pencemaran tanah utamanya lahan pertanian.
2.
Secara praktik dapat
memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga
kelestarian lingkungan utamanya tanah.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Definisi Pupuk.
Pupuk adalah bahan kimia atau
organisme yang menyediakan unsure hara bagi kebutuhan tanaman baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pupuk menurut macamnya dibagi 2 yaitu:
1.
Pupuk organik
Adalah
pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa menggunakan rekayasa kimia,
fisik / biologis.
Contoh:
pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk bokashi, dll.
2.
Pupuk an-organik
Adalah
pupuk yang terbentuk dari hasil proses rekayasa industri secara kimia, fisik /
biologis.
Contoh:
NPK , Urea, dll.
Rekayasa formula pupuk adalah
serangkaian kegiatan rekayasa menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik
dan biologis. Formula pupuk yaitu kandungan senyawa dari unsure hara makro /
mikroba.
Pupuk merupakan salah satu sarana
produksi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produksi dan kualitas
hasil budidaya tanaman. Untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas
pupuk,
maka
pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah
diuji mutu dan efektifitasnya.
Kedua jenis pupuk tadi ( pupuk
organic dan anorganik) dipakai oleh para petani di Indonesia selama 3 dasawarsa
terakhir pada masa peningkatan mutu intensifikasi di Indonesia guna menyuburkan
tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Namun, meskipun begitu, selain dapat
menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian, ternyata pupuk jugalah yang
ikut andil menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah.
Pupuk akan menyebabkan pencemaran
pada tanah jika penggunaannya berlebihan ( melebihi dosis yang dianjurkan) ,
terutama pada pupuk anorganik.
B. Sejarah Pupuk di Indonesia.
Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia
merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde
Baru untuk mendorong produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi
modern, yang diadakan sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia
memang terlihat pada decade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando
penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia
yang Berjaya saat itu sempat mengalami swasembada beras. Namun hal itu tidak
berlangsung lama. Pada decade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi
kesuburan tanah yang merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia ( anorganik)
yang makin meningkat, dll.
Revolusi hijau memang pernah
meningkatkan produktivitas pertanian
Indonesia. Untuk
penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai
organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan
tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan
ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi
peledakan dan serangan jumlah hama.
C. Pemakaian Pupuk Kimia.
Menurut
Altieri ( 2000 ) , pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil
pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan
adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya
degradasi ( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa
pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam
prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan ( anorganik
) yang terus- menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organic , merusak
keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai
penyakit tanaman.
Akibat pencemaran dari limbah industri
dan pemakaian pupuk anorganik yang terlalu banyak secara terus menerus
menyebabkan unsure hara yang ada di dalam tanah menurun. Di negara Indonesia
sendiri, sebagian besar lahan pertanian telah berubah menjadi lahan kritis.
Lahan pertanian yang telah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7
juta hektar lahan pertanian yang ada di Indonesia. Kesuburan tanah di lahan-
lahan yang menggunakan pupuk anorganik dari tahun ke tahun menurun.
Keberhasilan diukur dan ditentukan dari berapa banyaknya hasil dari panen yang
dihasilkan , bukan diukur dari kondisi dan keadaan tanah serta hasil panennya.
Semakin banyak hasil panen, maka pertanian akan dianggap semakin maju.
Bahan organik merupakan salah satu
komponen tanah yang sangat penting bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik
merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik
tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara
fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan
kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral masam di
daerah tropis perlu dilakukan.
Bahan organik yang berasal dari sisa
tumbuhan dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk
karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik
tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose,
lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan
mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara
fisik mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang
air.
Apabila tidak ada masukan bahan organik
ke dalam tanah akan terjadi masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan
hara. Pada kondisi seperti ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi
bahan organik yang masih terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan
total C tanah semakin berkurang.
Pupuk memiliki kandungan nitrogen di
dalamnya. Unsur nitrogen yang ada dalam pupuk ini mudah larut. Pemberian
nitrogen berlebih di samping menurunkan efisiensi pupuk, juga dapat memberikan
dampak negative di antaranya meningkatkan gangguan hamadan penyakit akibat
nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan guna
mengatasi masalah tersebut, sehingga pengolahan sumber daya secara efektif,
efisien dan aman lingkungan dapat diberlakukan.
D.
Pencemaran Tanah.
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku-kerusakan-tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku-kerusakan-tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
E. Penyebab Pencemaran Tanah.
E. Penyebab Pencemaran Tanah.
Secara umum, Pencemaran tanah dapat
disebabkan limbah domestik, limbah-industri,limbah-pertanian.
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Limbah industri dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging.
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Limbah industri dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman
F.
Tanah Tercemar dan Tidak tercemar.
1.
Tanah Tercemar
Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya.
Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang
para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi.
Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan
masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya,
mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan
sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1.Tanah-tidak-subur
2.pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3.Berbau-busuk
4.Kering
5.Mengandung-logam-berat
6.Mengandung-sampah-anorganik
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1.Tanah-tidak-subur
2.pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3.Berbau-busuk
4.Kering
5.Mengandung-logam-berat
6.Mengandung-sampah-anorganik
2.
Tanah Tidak Tercemar.
Tanah yang tidak tercemar adalah tnah
yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat
yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau
busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam
berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat
manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat
ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tak tercemar adalah :
1.Tanahnya-subur
2.pH-minimal-6,maksimal-8
3.Tidak-berbau-busuk
4.tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5.Tidak-mengandung-logam-berat.
6.Tidak-mengandung-sampah-anorganik.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tak tercemar adalah :
1.Tanahnya-subur
2.pH-minimal-6,maksimal-8
3.Tidak-berbau-busuk
4.tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5.Tidak-mengandung-logam-berat.
6.Tidak-mengandung-sampah-anorganik.
BAB III
METODOLOGI
A. Obyek Penelitian.
Objek
penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan cara
penanggulangan pencemaran tanah.
B. Dasar Pemilihan Obyek.
Objek yang penulis pilih adalah mengenai
pencemaran tanah, karena tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang
sangat penting. Semua manusia pasti sangat tergantung akan keberadaan tanah
tersebut. Namun, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara pengolahan
tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan.
C. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari
berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari
sumber media internet yang terkait dengan pencemaran lingkungan.
D. Analisis Data
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode
deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan
fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data
pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
dari Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
B.
Efisiensi
Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik
Efisiensi penggunaan pupuk saat ini
harus dilaksanakan karena industri pupuk kimia yang berjumlah enam buah telah
beroperasi pada kapasitas penuh , sedangkan rencana perluasan sejak tahun 1994
sampai saat ini belum terlaksana.
Di pihak lain, permintaan pupuk kimia
dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Upaya peningkatan efisiensi
didukung kuat oleh kelompok peneliti bioteknologi atas keberhasilan mereka
menemukan pupuk organic yang mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk
kimia.Pengembangan industri pupuk organic memiliki prospek yang cerah dan
menawarkan beberapa keuntungan , baik bagi produsen, konsumen , maupun bagi
perekonomian nasional.
Upaya pembangunan pertanian yang
terencana dan terarah yang dimulai sejak Pelita I pada tahun 1969, telah berhasil
menyelamatkan Indonesia dari predikat pengimpor beras terbesar di dunia menjadi
negara yang mampu melaksanakan swasembada beras pada tahun 1984. Namun di balik
keberhasilan yang menggembirakan tersebut , akhir – akhir ini muncul gejala
yang mengisyaratkan ketidakefisienan dalam pemanfaatan sumber daya pupuk.
Keadaan ini pun pada akhirnya justru memberatkan para petani , apalagi dengan
adanya kebijakan penghapusan subsidi pupuk dan penyesuaian harga gabah yang
tidak berimbang.
Beberapa penelitian yang menyangkut
efisiensi penggunaan pupuk , khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti
bioteknologi pada beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan
pupuk kimia. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pendekatan peningkatan daya dukung
tanah atau peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan
mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organic , selain
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk , juga akan mengurangi dampak
pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia
berlebihan .
Industri pupuk organic sendiri saat
ini mulai tumbuh dan berkembang , beberapa perusahaan yang bergerak di bidang
pupuk organic cukup banyak bermunculan , antara lain seperti : PT. TRIMITRA BUANAWAHANA
PERKASA yang bekerjasama dengan PT. TRIHANTORO UTAMA bersama Pemda DKI Jakarta
dan Pemkot Bekasi yang saat ini akan mengolah sampah kota DKI Jakarta , PT.
MULTI KAPITAL SEJATI MANDIRI yang bekerjasama dengan Gapoktan ( Gabungan
Kelompok Tani) dan Pemda Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mengolah sampah kota
dan limbah pedesaan . PT.PUSRI selain memproduksi pupuk kimia , saat ini
bersama PT. TRIHANTORO UTAMA dan Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta juga
memproduksi pupuk organic. Sampah dan limbah organic diolah dengan menggunakan
teknologi modern dengan penambahan nutrient tertentu sehingga menghasilkan
pupuk organic yang berkualitas.
C.
Manfaat
Pupuk Organik
Penggunaan pupuk organic bermanfaat
untuk meningkatkan efisiensi penggunaaan pupuk kimia ,sehingga dosis pupuk dan
dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat secara nyata
dikurangi . Kemampuan pupuk organic untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk
konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh
beberapa hasil penelitian , baik untuk tanaman pangan ( kedelai, padi , jagung
, dan kentang ) maupun tanaman perkebunan ( kelapa sawit, karet , kakao , the ,
tebu , dll.) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk
konvensional (pupuk kimia ). Lebih lanjut lagi, kemampuannya untuk mengurangi
dampak pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan
dosis penggunaan pupuk kimia.
Beberapa hasil penelitian di
beberapa daerah , pupuk organic terbukti dapat menekan kebutuhan pupuk kimia
hingga 100% , TSP/SP36 hingga 50% , kapur pertanian hingga 50%. Biaya yang
dihemat mencapai Rp 50.000,-/ ha. Sedangkan produksi kedelai meningkat antara
2,45 hingga 57,48%. Keuntungan yang diperoleh petani kedelai naik rata – rata
Rp 292.000/ ha, terdiri dari penghematan biaya pemupukan sebesar Rp 50.000,-/
ha, dan kenaikan produksi senilai Rp 242.000,-/ ha. Juga keadaan tanah yang
semakin subur dan tidak mengalami pencemaran.
Aplikasi pupuk organic yang
dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia ( anorganik )
dapat menghemat biaya pemupukan . Pengujian lapangan terhadap tanaman pangan
juga menunjukkan hasil yang menggembirakan , karena dapat meningkatkan hasil
produksi pertanian dan dapat menghemat biaya pemupukan lahan.
Ini membuktikan bahwa untuk mengatasi
pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk anorganik dapat digunakan pemakaian
pupuk organic untuk menyeimbangkan pemakaian pupuk kimia ( anorganik ).
D.
Dampak
yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena
pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di
mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
E.
Penanganan
yang Harus Dilakukan
Ada beberapa langkah penangan untuk
mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
1.
Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian
tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit
2. Bioremediasi
Bioremediasi
adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana
bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami.
2. Berbagai dampak ditimbulkan akibat
pencemaran tanah, diantaranya: pada Kesehatan dan Pada Ekosistem.
2. Pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk
dapat diatasi dengan:
a.
Menggunakan
pupuk sesuai dengan takaran.
b.
Mengurangi
penggunaan pupuk kimia.
c.
Memadukan
penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
d. Waspada
terhadap penjualan pupuk palsu dengan takaran yang tidak semestinya
3. Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak
dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.
B. SARAN
- Badan Pengawas Pupuk seharusnya memeriksa lebih ketat kandungan zat pada pupuk kimia karena pada kenyataannya di lapangan banyak pupuk kimia yang memiliki kandungan yang kurang ataupun berbahaya.
- Para petani hendaknya tidak menggunakan pupuk kimia dengan berlebihan dan memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
- Pemerintah juga sepatutnya mengadakan penyuluhan mengenai penggunaan pupuk bagi para petani dan menghimbau pemakaian pupuk organic pada tanaman dan lahan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian
Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya
Aksara, Jakarta. 121 hal.
Wikipedia.
2012 Pencemaran Tanah (On-line).
http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 29 Mei 2012..
Bachri, Moch. 1995. Geologi
Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.
Langganan:
Postingan (Atom)