Rabu, 05 September 2012

monas, karya abadi arsitek indonesia


ARTIKEL TENTANG ILMU PENGETAHUAN
MONAS , KARYA ABADI DUA ARSITEK INDONESIA
Bagi warga Negara Indonesia , khususnya warga Jakarta, Monumen Nasional atau yang lebih dikenal dengan nama Tugu Monas, sudah tidak asing lagi. Monumen lambang perjuangan yang berada tepat di jantung ibukota Negara dan pemerintahan RI ini menjulang tinggi mengalahkan kemegahan bangunan-bangunan di sekelilingnya.
Meski demikian ,tidak berarti semua warga Indonesia mengetahui asal muasal berdirinya Monas. Monas yang dibangun pada tahun 1961 atas inisiatif presiden pertama RI Soekarno, mengalami lima kali pergantian nama , yaitu : mulai dari lapangan gambir, lapangan Ikada,Lapangan Merdeka, lapangan Monas, hingga Taman Monas.
Sebenarnya ide pembangunan monument ini sudah tertanam di benak soekarno sejak tahun 1950 an. Saat itu, pusat pemerintahan baru dikembalikan  ke Jakarta dari Jogjakarta, menyusul pengakuan belanda atas kemerdekaan Indonesia.  Di Jakarta, soekarno mulai memikirkan konstruksi sebuah monument nasional yang mampu disejajarkan dengan Menara Eiffel di Paris Perancis.
Untuk merealisasikan ide itu, pada 17 agustus 1954, Komite Monumen Nasional dibentuk. Kompetisi design pun diadakan pada tahun 1955 dan berhasil menjaring 55 peserta. Desain obelisk milik Frederich Silaban – laki laki kelahiran Bonandolok, Sumatra Utara , dinilai memenuhi semua criteria yang diajukan komite. Kendati begitu, desain Frederich tidak serta merta digunakan.
Menurut komite, desain monument yang diajukan harus merefleksikan karakter bangsa  Indonesia,disamping mampu bertahan  selama berabad-abad. Pada tahun 1960 Komite Monumen Nasional kembali menggelar kompetisi serupa. Namun dari 136 desain yang masuk, tidak satupun yang memenuhi kriteria.
Ketua Komite kemudian meminta Frederich menunjukkan desainnya kepada Soekarno. Saat itu, soekarno tidak langsung menyukai desain yang diperlihatkan kepadanya. Pasalnya, soekarno menginginkan monumen tersebut dalam bentuk lingga yoni yang ramping , sedangkan desain Frederich berbentuk Monumen yang sangat besar. Desain Frederich tidak mungkin diimplementasikan mengingat kondisi perekonomian Indonesia yang carut marut, kala itu. Frederich menolak merancang  monument yang yang lebih kecil dan menyarankan agar konstruksi ditunda hingga perekonomian Indonesia membaik.
Namun soekarno tidak menyetujui dan kemudian meminta arsitek Rasen Mas Soedarsono untuk memulai pembangunan menggunakan desain Frederich . dengan arahan dari Soekarno ,soedarsono pun memulai membangun proyek mercusuar itu.
Konstruksi dilakukan dalam tiga tahap. Periode pertama ( 1961-1965) ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Soekarno untuk bangunan fondasi .dibutuhkan 284 pasak untuk membangun blok fondasi selama tiga tahun.
Pada periode kedua ( 1968-1969 ) pembangunan tersendat karena kesulitan financial . Namun pada fase tersebut dinding museum di dasar monument akhirnya bias diselesaikan. Pada periode akhir ( 1969-1976 ) pembangunan sejumlah diorama untuk mengisi museum diselesaikan. Pada tanggal 12 juli 1975, museum itu resmi dibuka untuk public.
Monument ini memiliki tinggi sekitar 132 meter, dengan semua bagiannya dilapisi marmer asal Italia. Luas Pelataran bawah 45 x 45 meter, sedangkan tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah 17 meter,puncak Monas dibentuk layaknya lidah api dan dilapisi emas murni.
Bentuk Monas yang pipih dan menjulang tinggi ke langit merupakan symbol lingga yoni. Lingga melambangkan alu atau alat penumbuk beras dan yoni melambangkan lesung. Keduanya adalah alat rumah tangga tradisional Indonesia.
Selain itu, lingga dan yoni melambangkan symbol keabadian. Lingga berbentuk seperti phallus mepresentasikan maskulinitas, elemen positip dan siang hari. Adapun yoni yang berbentuk seperti organ seksual perempuan, mepresentasikan sifat feminim,elemen negative dan malam hari .( Sumber Media Indonesia)
Ditulis oleh : Dimas Artakusuma, SMPN 10 Denpasar ,Klas IX D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar