Rabu, 05 September 2012

pencemaran tanah


PAPER PENCEMARAN LINGKUNGAN

DAMPAK PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK AN ORGANIK TERHADAP KESEHATAN DAN EKOSISTEM




Disusun oleh :

NAMA : I Nyoman Artayasa
NPM  118103351010166
PROGRAM STUDI : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan
Lingkungan

Konsentrasi : Pengelolaan Lingkungan

Dosen : Dr.Ir.Deden Ismail,M Si




PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2012



KATA PENGANTAR
           Dengan mengucapkan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga dengan semangat yang adapenulis dapat menyelesaikan paper ini dengan judul “DAMPAK PENCEMARAN TANAH OLEH PUPUK TERHADAP KESEHATAN DAN EKOSISTEM”
            Penulis menyadari, bahwa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian paper ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang dalam kepada :
 1. Ibu Tjok Istri Sri Ramaswati,SH.MM. sebagai Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar.
2. Bapak Dr.Ir.Deden Ismail,M Si,, selaku dosen pengajar Mata Kuliah Ekonomi Lingkungan.
           Semoga bantuan dan dorongan semua fihak senantiasa mendapat balasan yang setimpal dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat dan memberikan khasanah pengetahuan khususnya dalam pengelolaan sampah. Dan penulis mohon maaf bahwa penulisan paper ini masih banyak kekurangannya, Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat di harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan paper ini.

                                                                                      Denpasar, 6 Juni  2012.
                                                                                                   Penulis                               



DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………........
KATA PENGANTAR ................................................................................. ......
DAFTAR ISI........................................................................... ………....... ......... 

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ……………………………………………………….
B.  Rumusan Masalah …………………………………………… .  ……
C.  Tujuan Penelitian …………………………………………………….
D.  Manfaat Penelitian …………………………………………………..

BAB II KAJIAN PUSTAKA
   A. Definisi Pupuk…….. .. …………………………………………….
   B. Sejarah Pupuk Di Indonesia……………………………...  ………                                                                                   
   C. Pemakaian Pupuk Kimia……………………………………………
   D. Pencemaran Tanah………………………………………………….
   E. Penyebab Pencemaran Tanah………………………………………..
   F. Tanah Tercemar dan Tidak Tercemar……………………………….
  
BAB III METODOLOGI
A.  Obyek Penelitian…..........................................................................   
B.  Dasar Pemilihan Obyek....................................................................   
C.  Teknik Pengumpulan Data .............................................. ..............     
E.  Analisis Data  ................................................ .............................. ...      

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN               
A.       Gambaran Dari Pencemaran Tanah……………………………..
B.        Efisiensi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik……….
C.        Manfaat Pupuk Organik ………………………………………..
D.          Dampak yang Ditimbulkan akibat Pencemaran Tanah………….
E.           Penanganan yang Harus dilakukan……………………………...
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
                A.  Simpulan .......................................................................................
                B.  Saran................................................................................................  

DAFTAR PUSTAKA





i
ii
iii


1
2
3
3


4
5
6
8
9
10

12
12
12
12

13
13
15
17
18


20
20






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
      Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
          Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
          Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
          Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.


          Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
           Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri ataupun pupuk sintetis  yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
          Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

B.     Rumusan Masalah.
           Sebagian besar pertanian di Indonesia telah berubah menjadi lahan kritis akibat pencemaran dari pemakaian pupuk an organic / kimia dan pestisida yang terlampau banyak secara terus menerus sehingga membuat unsure hara tanah semakin menurun.




C. Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1.      Penulis menginginkan para pembaca mengerti mengenai masalah lahan pertanian di Indonesia yang semakin kritis karena tingginya pemakaian pupuk kimia.
2.      Penulis menginginkan para pembaca mengetahui dampak pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk kimia secara rinci.
3.      Dan juga supaya para pembaca mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah, khususnya lahan pertanian karena penggunaan pupuk tersebut.

C.    Manfaat Penelitian
1.      Secara Akademis dapat digunakan sebagai bahan masukan/ referensi bagi pemerintah untuk membuat strategi untuk mennagnggulangi pencemaran tanah utamanya lahan pertanian.
2.      Secara praktik dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan utamanya tanah.







BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pupuk.
          Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsure hara bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Pupuk menurut macamnya dibagi 2 yaitu:
1. Pupuk organik
Adalah pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa menggunakan rekayasa kimia, fisik / biologis.
Contoh: pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk bokashi, dll.
2. Pupuk an-organik
Adalah pupuk yang terbentuk dari hasil proses rekayasa industri secara kimia, fisik / biologis.
Contoh: NPK , Urea, dll.
         Rekayasa formula pupuk adalah serangkaian kegiatan rekayasa menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik dan biologis. Formula pupuk yaitu kandungan senyawa dari unsure hara makro / mikroba.
         Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman. Untuk memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk,

maka pupuk yang diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan efektifitasnya.
          Kedua jenis pupuk tadi ( pupuk organic dan anorganik) dipakai oleh para petani di Indonesia selama 3 dasawarsa terakhir pada masa peningkatan mutu intensifikasi di Indonesia guna menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Namun, meskipun begitu, selain dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian, ternyata pupuk jugalah yang ikut andil menyebabkan pencemaran lingkungan pada tanah.
           Pupuk akan menyebabkan pencemaran pada tanah jika penggunaannya berlebihan ( melebihi dosis yang dianjurkan) , terutama pada pupuk anorganik.
B. Sejarah Pupuk di Indonesia.
          Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada decade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat mengalami swasembada beras. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Pada decade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia ( anorganik) yang makin meningkat, dll.
           Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktivitas pertanian
Indonesia. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan tanah yang merosot / tandus.
3. Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.
4. Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama.

C. Pemakaian Pupuk Kimia.
         Menurut Altieri ( 2000 ) , pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi ( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan ( anorganik ) yang terus- menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organic , merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga menimbulkan berbagai penyakit tanaman.
        Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian pupuk anorganik yang terlalu banyak secara terus menerus menyebabkan unsure hara yang ada di dalam tanah menurun. Di negara Indonesia sendiri, sebagian besar lahan pertanian telah berubah menjadi lahan kritis. Lahan pertanian yang telah masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7 juta hektar lahan pertanian yang ada di Indonesia. Kesuburan tanah di lahan- lahan yang menggunakan pupuk anorganik dari tahun ke tahun menurun. Keberhasilan diukur dan ditentukan dari berapa banyaknya hasil dari panen yang dihasilkan , bukan diukur dari kondisi dan keadaan tanah serta hasil panennya. Semakin banyak hasil panen, maka pertanian akan dianggap semakin maju.
         Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi. Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan organik untuk menjaga produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu dilakukan.
        Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro organisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi, mengurangi plastisitas dan meningkatkan daya pegang air.
       Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah akan terjadi masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti ini penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang masih terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah semakin berkurang.
        Pupuk memiliki kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur nitrogen yang ada dalam pupuk ini mudah larut. Pemberian nitrogen berlebih di samping menurunkan efisiensi pupuk, juga dapat memberikan dampak negative di antaranya meningkatkan gangguan hamadan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang. Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah tersebut, sehingga pengolahan sumber daya secara efektif, efisien dan aman lingkungan dapat diberlakukan.
D. Pencemaran Tanah.
            Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku-kerusakan-tanah”.
          Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

E. Penyebab Pencemaran Tanah.
          Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah-industri,limbah-pertanian.
         Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
        Limbah industri dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan-cair.
1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging.

2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
           Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman

F.     Tanah Tercemar dan Tidak tercemar.
1.      Tanah Tercemar
            Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1.Tanah-tidak-subur
2.pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3.Berbau-busuk
4.Kering
5.Mengandung-logam-berat
6.Mengandung-sampah-anorganik

2.      Tanah Tidak Tercemar.
Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tak tercemar adalah :
1.Tanahnya-subur
2.pH-minimal-6,maksimal-8
3.Tidak-berbau-busuk
4.tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5.Tidak-mengandung-logam-berat.
6.Tidak-mengandung-sampah-anorganik.





BAB III
METODOLOGI

A. Obyek Penelitian.
Objek penulisan mencakup gambaran/ penjelasan, dampak yang ditimbulkan, dan cara penanggulangan pencemaran tanah.
B. Dasar Pemilihan Obyek.
Objek yang penulis pilih adalah mengenai pencemaran tanah, karena tanah merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting. Semua manusia pasti sangat tergantung akan keberadaan tanah tersebut. Namun, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara pengolahan tanah yang tepat tanpa banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan.
C. Teknik  Pengumpulan Data.
Dalam penulisan makalah ini, penulis secara umum mendapatkan bahan tulisan dari berbagai referensi, baik dari tinjauan kepustakaan berupa buku – buku atau dari sumber media internet yang terkait dengan pencemaran lingkungan.
D. Analisis Data
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran dari Pencemaran Tanah
              Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

B.        Efisiensi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik
        Efisiensi penggunaan pupuk saat ini harus dilaksanakan karena industri pupuk kimia yang berjumlah enam buah telah beroperasi pada kapasitas penuh , sedangkan rencana perluasan sejak tahun 1994 sampai saat ini belum terlaksana.


        Di pihak lain, permintaan pupuk kimia dalam negeri dari tahun ke tahun semakin meningkat. Upaya peningkatan efisiensi didukung kuat oleh kelompok peneliti bioteknologi atas keberhasilan mereka menemukan pupuk organic yang mampu meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.Pengembangan industri pupuk organic memiliki prospek yang cerah dan menawarkan beberapa keuntungan , baik bagi produsen, konsumen , maupun bagi perekonomian nasional.
         Upaya pembangunan pertanian yang terencana dan terarah yang dimulai sejak Pelita I pada tahun 1969, telah berhasil menyelamatkan Indonesia dari predikat pengimpor beras terbesar di dunia menjadi negara yang mampu melaksanakan swasembada beras pada tahun 1984. Namun di balik keberhasilan yang menggembirakan tersebut , akhir – akhir ini muncul gejala yang mengisyaratkan ketidakefisienan dalam pemanfaatan sumber daya pupuk. Keadaan ini pun pada akhirnya justru memberatkan para petani , apalagi dengan adanya kebijakan penghapusan subsidi pupuk dan penyesuaian harga gabah yang tidak berimbang.
          Beberapa penelitian yang menyangkut efisiensi penggunaan pupuk , khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti bioteknologi pada beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan pupuk kimia. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pendekatan peningkatan daya dukung tanah atau peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organic , selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk , juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan .
           Industri pupuk organic sendiri saat ini mulai tumbuh dan berkembang , beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pupuk organic cukup banyak bermunculan , antara lain seperti : PT. TRIMITRA BUANAWAHANA PERKASA yang bekerjasama dengan PT. TRIHANTORO UTAMA bersama Pemda DKI Jakarta dan Pemkot Bekasi yang saat ini akan mengolah sampah kota DKI Jakarta , PT. MULTI KAPITAL SEJATI MANDIRI yang bekerjasama dengan Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani) dan Pemda Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang mengolah sampah kota dan limbah pedesaan . PT.PUSRI selain memproduksi pupuk kimia , saat ini bersama PT. TRIHANTORO UTAMA dan Dinas Kebersihan Pemda DKI Jakarta juga memproduksi pupuk organic. Sampah dan limbah organic diolah dengan menggunakan teknologi modern dengan penambahan nutrient tertentu sehingga menghasilkan pupuk organic yang berkualitas.
C.          Manfaat Pupuk Organik
          Penggunaan pupuk organic bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi penggunaaan pupuk kimia ,sehingga dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaaan pupuk kimia dapat secara nyata dikurangi . Kemampuan pupuk organic untuk menurunkan dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian , baik untuk tanaman pangan ( kedelai, padi , jagung , dan kentang ) maupun tanaman perkebunan ( kelapa sawit, karet , kakao , the , tebu , dll.) yang diketahui selama ini sebagai pengguna utama pupuk konvensional (pupuk kimia ). Lebih lanjut lagi, kemampuannya untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan terbukti sejalan dengan kemampuannya menurunkan dosis penggunaan pupuk kimia.
           Beberapa hasil penelitian di beberapa daerah , pupuk organic terbukti dapat menekan kebutuhan pupuk kimia hingga 100% , TSP/SP36 hingga 50% , kapur pertanian hingga 50%. Biaya yang dihemat mencapai Rp 50.000,-/ ha. Sedangkan produksi kedelai meningkat antara 2,45 hingga 57,48%. Keuntungan yang diperoleh petani kedelai naik rata – rata Rp 292.000/ ha, terdiri dari penghematan biaya pemupukan sebesar Rp 50.000,-/ ha, dan kenaikan produksi senilai Rp 242.000,-/ ha. Juga keadaan tanah yang semakin subur dan tidak mengalami pencemaran.
          Aplikasi pupuk organic yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia ( anorganik ) dapat menghemat biaya pemupukan . Pengujian lapangan terhadap tanaman pangan juga menunjukkan hasil yang menggembirakan , karena dapat meningkatkan hasil produksi pertanian dan dapat menghemat biaya pemupukan lahan.
          Ini membuktikan bahwa untuk mengatasi pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk anorganik dapat digunakan pemakaian pupuk organic untuk menyeimbangkan pemakaian pupuk kimia ( anorganik ).


D.          Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
E.           Penanganan yang Harus Dilakukan
         Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit
2. Bioremediasi
            Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).








BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1.   Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia  masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
2.    Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya: pada Kesehatan dan Pada Ekosistem.
2.      Pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk dapat diatasi dengan:
a.       Menggunakan pupuk sesuai dengan takaran.
b.      Mengurangi penggunaan pupuk kimia.
c.       Memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
d.      Waspada terhadap penjualan pupuk palsu dengan takaran yang tidak semestinya

3.  Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi.

B. SARAN
  1. Badan Pengawas Pupuk seharusnya memeriksa lebih ketat kandungan zat pada pupuk kimia karena pada kenyataannya di lapangan banyak pupuk kimia yang memiliki kandungan yang kurang ataupun berbahaya.

  1. Para petani hendaknya tidak menggunakan pupuk kimia dengan berlebihan dan memadukan penggunaan pupuk kimia dengan pupuk organic.
  2. Pemerintah juga sepatutnya mengadakan penyuluhan mengenai penggunaan pupuk bagi para petani dan menghimbau pemakaian pupuk organic pada tanaman dan lahan pertanian












DAFTAR PUSTAKA
Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 121 hal.
Wikipedia. 2012 Pencemaran Tanah (On-line). http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. diakses 29 Mei 2012..
Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. CV. Aksara, Malang. 112 hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar